TIP ( Manajemen konflik di bidang agroindustri )

08.26

Manajemen konflik merupakan merupakan serangkaian aksi dan reaksi dimana pelakunya adalah pihak luar dan dalam yang terjadi di dalam suatu permasalahan. Yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. bagi pihak luar konflik sebagai pihak ketiga, yang diperlukan adalah informasi yang akurat tentang konflik. Dalam manejemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri dalam memecahkan masalah tanpa bantuan ketiga.


Manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik itu sendiri. Dalam sebuah oraganisasi misalkan, di bidang Agroindustri konflik persaingan pasti akan terjadi entah itu melalui pekerjaan individual, kelompok, bahkan seorang menejer perusahan. Konflik biasa muncul karena adanya komunikasi yang kurang baik. Demikian pula ketika suatu keputusan yang buruk dan tidak efektif.


Di dalam bidang agroindustri para manajer harus bergantung kepada ketrampilan berkomunikasi mereka dalam memperoleh suatu perumusan keputusan dan mensosialisasikan keputusan tersebut kepada pihak-pihak lain. Riset membuktikan bahwa manejer menghabiskan waktu sebanyak 80% dari total waktu kerjanya untuk interaksi verbal dengan orang lain. Ketrampilan memproses informasi yang di tuntut dari seorang manejer adalah mengirim serta menerima informasi ketika bertindak.


Konflik yang tiadak terselesaikan dapat merusak suasana lingkungan kerja sekaligus orang-orang di dalamnya, oleh karena itu konflik harus mendapat perhatian. Jika tidak, maka seorang manejer akan terlibat dalam hal-hal seperti, kehilangan karyawan yang berharga dan memiliki keahlian teknis. Dapat saja mengundurkan diri. Sabotase terhadap hubungan baik, menurunkan moral, semangat dan motivasi para pekerja.





Artikel Terkait

Previous
Next Post »