Penanganan Dan Pengolahan Limbah Agroindustri

03.21 0



Makalah Penanganan Dan Pengolahan Limbah Agroindustri



Nama : Jhoni M Tenggroitouw
Nim  : 2041510027
Prodi : Teknologi Industri Pertanian










Klasifikasi-klasifikasi Limbah Agroindustri

Bab 1 : Perkebunan tentang limbah padat
Bab 2 : Pertanian tentang limbah padat
Bab 3 : Perikanan tentang limbah cair
Bab 4 : Peternakan tentang limbah padat
Bab 5 : Kehutanan tentang limbah padat








BAB 1: PERKEBUNAN

Contoh kita ambil dari industri penggolahan biji kopi limbah padat yang di hasilkan berupa kulit luar dan dalam serta sisa-sisa kotoran atau krikil yang di bersihkan.

Cara penangganannya /penggolahan secara umum biasanya limbah padat dari kopi dijadikan :

1. Limbah kopi untuk pengganti briket batubara

Limbah kopi dapat dijadikan sebagai pengganti briket batubara. Hal ini telah dilakukan oleh PT sari Incoofood di pematang siantar, sumatra utara. Dari 1 kg ampas kopi yang dhasilkan sebanyak 4ons Briket. Pengolahan itu dilakukan dengan mengambil ampas biji kopi. Selanjutnya dilakukan Dengan tahap sederhana yaitu limbah kopi di keringkan, lalu dijadikan arang dan kemudian di Cetak seukuran/sebesar biji kemiri. Cara memanfaatkannya sama dengan briket batu bara.

2. Limbah kopi untuk pakan ternak
   
Limbah kopi yang dipakai untuk makanan ternak berasal dari kulit kopi. Cara pembuatannya adalah cmpurkan air dengan gula pasir, urea, NPK dan campur dengan asperigillus niger kemudian diaerasi 24-36 jam, dan setiap beberapa jam buihnya dibuang . Limbah kopi di campur dengan larutan asperigillus yang siap dipakai dan didiamkan selama 5 hari. Kemudian limbah dikeringkan
Digiling agar menjadi tepung untuk makanan ternak.









 BAB 2 : PERTANIAN

Gula merupakan salah satu bahan pokok masyarakat indonesia, serta suber kalori yang relatif murah dan dapat dikonsumsi secara langsung. Bahan pokok pembuatan gula adalah tebu, tebu menghasilkan limbah atau sampah yang dihasilkan dari hasil proses. Disini yang kita ambil limbah padatnya dan cara penaganan serta produk turunan yang dihasilkan.

1. Blotong
2. Klaras
3. Daun tebu
Di atas adalah limbah hasil pemanenan yang di lakukan biasanya limbah tersebut di olah menjadi makanan ternak. Sedangkan Yang kita ambil disini adalah limbah hasil produksinya yang sudah melalui tahapan proses yaitu salah satunya adalah :

a. Limbah bagasse
Limbah adalah satu di antara energi alternatif yang relatif murah di tinjau aspek produksinya dan relatif ramah lingkungan (pengembangan bioetanol dari limbah pertanian). Limbah ini secara umum banyak di manfaatkan oleh pabrik-pabrik salah satunya adalah pabrik kertas. Yang dengan produk turunan berupa kertas, kanvas rem, furfural dll.  

   









BAB 3 : PERIKANAN

Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan hasil laut.Umumnya hasil laut tersebut dikonsumsi dalam bentuk segar ataupun olahan. Berbagai macam jenis olahan hasil laut dapat dijumpai di berbagai wilayah di Indonesia. Industri olahan yang ada di Indonesia umumnya
Masih konvensional atau miniplan di mana lokasi industri masih berdekatan dengan tempat penangkapan ikan sebagai tempat penyediaan sumber bahan baku olahan.
Dalam sektor perikanan biasanya menghasilkan limbah cair berupa :

1 : Darah hasil pemotongan ikan
2 : Sisik ikan
3 : Kepala ikan
4 : Tulang dan sisa-sisa daging yang menempel pada tulang

Limbah cair yang biasa di hasikan oleh sektor perikanan adalah darah ikan dan hasil pemotongan/ air hasil perebusan . Jelas ini sangat mencemari lingkungan atau laut karena secara garis besar limbah tersebut dibuang secara bebas ke laut

Cara penanganan limbah cair di sektor perikanan adalah lemak yang ada pada limbah harus dihilangkan karena akan menutupi permukaan badan air sehingga mengganggu proses transfer oksigen ke air.Akibatnya akan berpengaruh pada keberlangsungan hidup organisme yang hidup di air tersebut karena kekurangan oksigen. Oleh karena itu, perlu dilakukan
Pengolahan sehingga limbah yang akan dibuang pada perairan diharapkan sesuai dengan standar baku mutu yang telah ditetapkan. Pengolahan limbah ini dapat dilakukan secara kimia,fisika,dan biologis, secara biologis pengolahan limbah dilakukan dengan memanfaatkan mikroba potensial pada limbah tersebut.








BAB 4: PETERNAKAN

Usaha peternakan mempunyai prospek untuk dikembangkan karena tingginya permintaan akan produk peternakan. Usaha peternakan juga memberi keuntungan yang cukup tinggi dan menjadi sumber pendapatan bagi banyak masyarakat di perdesaaan di Indonesia. Namun demikian, sebagaimana usaha lainnya, usaha peternakan juga menghasilkan limbah yang dapat menjadi sumber pencemaran. Oleh karena itu, seiring dengan kebijakan otonomi, maka pemgembangan usaha peternakan yang dapat meminimalkan limbah peternakan perlu dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk menjaga kenyamanan permukiman masyarakatnya. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan memanfaatkan limbah peternakan sehingga dapat memberi nilai tambah bagi usaha tersebut.

Limbah hasil peternakan yang di hasilkan terdiri dari limbah padat dan cair yaitu
1. Fesses
2. Urine
3. Sisa makanan
4. Embrio
5. Kulit telur
6. Lemak
7. Darah
8. Bulu
9. Kuku
10. Tulang
11. Tanduk
12. Isi rumen dll
Menurut Soehadji (1992), limbah peternakan meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa limbah padat dan cairan, gas, maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati, atau isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau dalam fase cairan (air seni atau urine, air dari pencucian alat-alat). Sedangkan limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas atau dalam fase gas.
Cara penanganan limbah berupa padatan biasanya secara umum di jadikan pupuk organik, yang berasal dari kotoran hewan sedangkan untuk tulang biasanya dijadikan makanan ternak, abon, bahan bakar dll











BAB 5 : KEHUTANAN

Kehutanan merupakan aspek ekologis yang berada di atas permukaan bumi, kehutanan dari segi pembentukannya terdiri dari 2 (dua) cara, yaitu terbentuk alamiah dan buatan. Perkembangan teknologi telah menciptakan teori yang dapat mengembalikan fungsi hutan alam, dengan dasar tersebut pengelolaan hutan lebih dititikberatkan kepentingan secara menyeluruh. Bumi dengan segala macam di dalam dan di permukaan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh manusia sebagai penghuninya. Pengelolaan hutan sebaiknya diselaraskan dengan pengelolaan sumber daya alam yang lainnya, sehingga pemanfaatan sumber daya dapat terjalin dengan baik dan menguntungkan.

Di dalam sektor kehutanan limbah yang dihasilkan berupa
1. Kulit kayu
2. Serbuk kayu
3. Ranting

Cara penanganan dalam mengolah limbah-limbang tersebut biasanya di daur ulang menjadi sesutu barang yang bernilai contohnya:
mengkonversi limbah industri pengolahan kayu menjadi arang serbuk, briket arang, arang aktif, kompos dan soil conditioning Penerapan teknologi aplikatif atau terapan dan kerakyatan ini dapat dikembangkan menjadi skala besar (pilot dan komersial) baik secara teknis maupun ekonomis. Lebih lanjut keberhasilan pemanfaatan limbah dapat memberi manfaat antara lain dari segi kehutanan dan industri kayu dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku konvensional (kayu) sehingga mengurangi laju penebangan/kerusakan hutan dan mengoptimalkan pemakaian kayu serta menghemat pengeluaran bulanan keluarga dan meningkatkan kesuburan tanah